Minggu, 19 Mei 2019

Pendakian Gunung Sumbing Via Jalur Bowongso


Peta Pendakian menuju puncak Rajawali

Beberapa kali saya mendaki gunung sumbing, tapi kali ini saya ingin bercerita pengalaman baru saya mendaki Gunung tertinggi nomor tiga di Pulau Jawa ini melalui Jalur Bawongso, jalur ini menurut saya cukup menarik, Pendakian saya ini berawal dari rasa penasaran saya tentang jalur ini, yang sering saya dengar dari beberapa rekan penggiat alam, yang menurut mereka Jalur ini cukup menantang karena track nya yang lumayan terjal, selain itu juga menurut mereka Jalur ini mirip dengan jalur yang ada di Gunung Rinjani.

Gunung Sumbing

Setelah saya mencari info tentang jalur Bawongso dan juga mencari teman barengan untuk mendaki kebetulan saya menemukan brosur lewat media sosial yang juga mengadakan pendakian edukatif yang akan melakukan pendakian gunung sumbing melewati Jalur yan sama seperti yang saya iningkan ini, tanpa berpikir panjang saya langsung join untuk bergabung berasama melakukan pendakian.

singkat cerita pada hari Jum'at 28/03/2018 kami berkumpul di titik point pemberangakatn di terminal Jombor jogakarta sekitar pukul 18.30 WIB, 

kami berangkat dengan menyewa Bus sekitar pukul 19.00 WIB, dan sekitaran pukul 22.00 WIB kami sudah Sampai di Base Camp Pendakian Bawongso, kami di sambut penduduk di sekitaran Basecamp yang sangat ramah menyambut kami, dan menurut saya suhu di area basecamp cukup hangat dibandingkan dengan suhu di sekitaran basecamp lainya.

kami berencana melakukan pendakian keesokan harinya, jadi masih ada cukup waktu semalam untuk beristirahat di Basecamp Bawongso ini, yang mana Basecamp ini juga merupakan rumah dari Kepala Dusun Bowongso dan fasilitas yang ada di basecamp bowongso ini sangat nyaman buat para pendaki yang singgah di tempat ini.

suasana basecamp Bawongso

pagi harinya sabtu (29/03/2019) sekitaran pukul 09.00WIB kami bersiap untuk melakukan Pendakian, kami dibekali santan dan air gula jawa oleh pihak basecamp. saya tidak tau sebenarnya apa fungsi dari santan dan air kelapa ini, tapi ya karena adat dan kebudayaan lokal disini mewajibkan saya untuk membawanya ya saya turuti saja, saya berpikir positif saja, air gula jawa dan santan ini bisa saya gunakan apabila terjadi hal-hal darurat kepada saya, maksud saya dapat saya gunakan untuk logisti darurat ketika mungkin saya kehabisan logistik di perjalanan nanti.

Basecam -Parkiran Swadas (15 menit ojek-1,5 Jam jalan kaki)

saya berangkat dari basecap bawongso sekitar pukil 10.00WIB menuju parkiran swadas menggunakan Ojek dengan tarif sekitar Rp.15.000,-  dengan ojek ini cukup menghemat tenaga dan waktu, karena jika berjalan kaki perjalanan cukup jauh dan melelahkan, melewati rumah penduduk dan hamparan ladang milik penduduk sekitaran kaki gunung sumbing ini.

Parkiran Swadas - Gardu Pandang (30-45 Menit)

ojek hanya bisa mengantar kami sampai di parkiran Swadas, masi cukup jauh untuk menuju ke Pos berikutnya, dari parkiran swdas ini kami berjalan menuju titik berikutnya yaitu Gardu Pandang, disina mulai ada beberapa pecahan jalan, sebenarnya semua pada akhirnya akan menuju ke Gardu Pandang, akan tetapi ada beberapa jalan yang sedikit memutar, sehingga akan lebih jauh untuk segera sampai di Gardu Pandang.
disin memang sedikit membingungkan karena tidak ada petunjuk jalan yang memberikan keterangan arah mana yang harus saya ambil, saran saya ikutu saja feeling kita (hehhee...:P )karena semua jalan disini menuju ke arah Gardu Pandang, sekitaran 30 menit berjalan denga jalan yang lumayan menanjak akhirnya kami sampai di pos Gardu Pandang, cuaca saat itu cukup berkabut, kami memutuskan untuk berhenti sejenak di Gardu Pandang samil menghisap rokok sebagai penghangat (Sebat dulu bos) 

Gardu Pandang Bawongso

Gardu Pandang-POS 1 (15-20 Menit)

setelah cukup beristirahat kami berjalan melanjutkan menuju Pos 1, disini perlu sangat berhati-hati, karena di depan Pos Gardu Pandang ini jalan yan benar menuju ke Pos satu adalah jalan di sebelah kiri dengan ditandai jalan tanah yang menenjak, tidak sedikiut pendaki yang salah ambil jalur dengan mengambil jalur yang sebelah kanan yang memang terlihat lebih besar dibanding jalur sebelah kiri, jalan batu sebelah kanan ini adalah jalan menuju ladang milik warga, tapi biasanya ada warga atau penjaga yang akan memberi tahu bahwa jalan yang benar menuju POS 1 adalah jalan tanah menanjak yang bearada di sebelah kiri  dari depan POS Gardu Pandang.

jalan tanah sebelah kiri dari Gardu Pandang

POS 1(taman Asmara) - Plalangan(15-20 Menit)

jarak dari Gardu Pandang menuju ke Pos 1 ini tidak terlalu jauh, akan tetapi perlu berhati-hati dikarenakan ada beberapa pecahan jalan yang bisa membuat kita keuar dari jalur yang seharusnya, track di jalur bawongso ini memang cukup menguras tenaga, sebetulnya kalau dihitung jarak tidak terlalu jauh, akan tetapi track tanjakan tanpa ampun ini yang cukup berat untuk dilalui, ditambah lagi dengan membawa beban yang ada di dalam tas carier kita, dan pada saat saya melakukan pendakian ini bertepatan dengan musim hujan, sehingga menambah derita langkah kaki dikarenakan jalur yang menjadi sangat licin.

sampai di POS 1 atau Pos taman asmara kami berhenti sejenak untuk mengambil nafas, entah kenapa POs ini diberi nama Taman Asmara, mungkin enak buat Pacaran setelah lelah melakukan perjalanan yang menenjak, anggaplah sebagai bonus dari tanjakan-tanjakan yang lumayan menguras tenaga hehehe
track menuju ke Plalangan ditandai dengan jalan yang menanjak lumayan tajam dan banyak patahan pohon yang menghalangi jalan saya, sehingga perlu membungkuk hingga sedikit merangkak untuk melewati kayu pohon yang jatuh tersebut.


Taman Asmara (POS 1)

Plalangan - POS Mata Air (45 Menit-1Jam)

sesampainya di Plalangan sekitrar Pukul 12.00 WIB kami beristirahat cukup lama, kami bersenda guaru disini sambil melepas lelah dengan ditemani teh hangat dan makanan ringan untuk mengisi kembali tenaga kami, Pos Plalangan ini cukup luas untuk kami berkumpul dan bercengkrama dengan pendaki lainya yang kebetulan juga akan melakukan Pendakian ke Puncak Gunung Sumbing.
sekitar satu jam beristirahat sekitar pukul 13.00 WIB kami bersiap unruk melanjutkan kembali perjalanan kami ke Pos Mata air, yang infonya jg perjalanan nanti teteap menanjak dan tanpa bonus :), 





POS PLALANGAN
benar saja perjalanan menuju Pos Mata air kami masih disuguhkan dengan track yang menanjak tanpa bonus dan ilalang yang cukup tinggi, di tambah lagi kayu-kayu yang melintang di jalur pendakian, mungki dengan banyaknya kayu yang melalang ini kenapa pos ini dinamakan Pos pelalangan. 
 

akan tetapi perjalanan menuju Pos Mata Air ini lelah kami cukup terbayarkan dengan keindahan alam yang ada di jaur ini, saya dan term memutuskan untuk berhenti sejenak untuk menikmati lukisan alam yang ada deisini sekaligus untuk mengabadikan keindahan alam yang ada menggunakan media foto (Narsis si) wkakakak..






sesampainya di Pos Mata Air sekitaran Pukul 14.30 WIB kami memutuskan Untuk membuka tenda dan bermalam di Pos ini, Karena memang pos ini salah satu tempat Favorit untuk mendirikan Tenda, selain tempatnya yang luas juga karena Pos ini sangat dekat dengan Sumber Mata Air, sehingga kami akan lebih mudah untuk memasak dan mengambil cadangan Air




POS Mata Air - POS II (Bogel) (5-7 Menit)

Setelah mendirikan Tenda di Pos Mata Air, yang disini tempatnya lumayan lebar kami segera makan sore untuk mengisi perut yang mulai bergejolak, di pos mata air ini setidaknya bisa didirikan hingga  tenda, memang tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan pos Bogel yang menjadi salah satu tempat favorit untuk mendirikan tenda dan bermalam, kami berencana melakukan summit Attack pada pukul 03.00 WIB, karna menurut info yang kami dapat perjalanan ke puncak masi membutuhkan waktu yang cukup lama, setelah menyantap makan malam maka kmi memutuskan untuk segera tidur, menyiapkan tenaga untuk summit Attack besok paginya, tepat pada pukul 03.00WIB kami bangun dan bergegas untuk melakukan perjlanan kembali,
perjalanan dari Pos Mata AIr menuju pos bogel atau POS II bisa dikatakan sangat dekat, hanya berselisih satu tanjakan yang tidak begitu curam.



POS Bogel - Camp Gajahan (30-45 Menit)

perjalanan dari pos bogel menuju camp Gajahan awalnya didominasi dengan ilalalang yang cukup landai, setelah itu baru kita akan menemukan jalan tanjakan yang tidak begitu curam, akan tetapi cukup menguras tenaga, karena tanjakan menuju Camp Gajahan cukup panjang dan hampir tidak ada bonus, 
setelah sampai camp gajahan kami memutuskan untuk beristirahat sebentar, karena memang track menuju pos Gajahan ini cukup menuras tenaga, akan tetapi view di pos Gajahan ini sangat memanjakan mata, dari sini kita sudah bisa melihat puncak dari Gunung sindoro yang terlihat sangat gagah.

Camp Gajahan - Pos Zoro (POSIII) (45-60 menit)

 sebenarnya jarak dari camp gajahan menuju ke pos zoro tidak terlalu jauh, akan tetapi dominasi Track yang cukup panjang dan lumayan curam ini yang sangat menyita tenaga, yang secara tidak langsung juga menyita tenaga kita, sebelum mencapai Pos Zoro, kita akan melewati tanjakan PHP, yang mana di tanjakan ini memang benar-benar menyuguhkan harapan palsu tentang harapan yang "Sebentar lagi sampai" :p, 


tapi tenang jangan khawatir karena justru pada jalur inilah view dari puncak gunung Sindoro dan track pendakian sumbing Via Kledung benar-benar terlihat menawan, ya kudu ada sedikit pengorbanan lah untuk mendapatkan sesuatu yang memukau hehhe,,,



Pos Zoro (POSIII)- Tanjakan Seginjel (30-45 menit)

sesampainya di pos zoro kami lagi-lagi memutuskan istirahat, setelah tenaga kembali kami melanjutkan perjalanan, yang mana masi didominasi denga tanjakan yang cukup[ curam, akan tetapi menuju ke tanjakan seginjel ini di dominasi denga bebatuan, namanya juga pos seginjal ayau se ginjal, bisa dibayangkan dari namanya, benar-benar rasanya sampai ke ginjal2 wkakak,
hati2 jika berjalan pada jalur ini, karena sebagian jalan cukup sempit, dan disebelah langsung berhadapan dengan jurang yang cukup dalam.

Tanjakan Seginjel-Puncak (45 menit)

dari tanjakan seginjal menuju ke puncak kira-kira membutuhkan waktu sekitar 45 menit, dan masi didominasi dengan batuan, tanjakan dan jurang, nah di sumbing sendiri melalui jalur bawongso ini memiliki beberapa jalur menuju puncak, tergantung dari kita mau menuju kepuncak yang mana, dari puncak buntu, puncak bawongdo hingga puncak rajawali, 

tapiiii jangan senang duluuuu, ini memang puncak, akan tetapi biasanya para pecandu ketinggian belum cukup puas kalau sekedr p[uncak yang satu ini, karena di depan mata masih ada Puncak rajawali, yang terlihat sangat menantang, dengan tanjakan dan jalur semput yang lumayan ekstreem :P

Puncak-Puncak Rajawali (30 Menit)

perjalanan menuju puncak rajawali yang didominasi dengan jurang dan jalur sempit bebatuan yang harus dilalui dengan sangat hati2 ini masih ditambah ditengah perjalanan dengan batuan tinggi yang harus dillewati dengan tali weebing, disini kerjasama team harus benar2 dibutuhkan, karna memang jalur ini sangat berbahaya jika kita tidak hati-hati.
setelah sekitar 30 menit melakukan perjalanan akhirnya sampai juga ke puncak rajawali, dari sini kita bisa melihat jelas kawah dari gunung sumbing, selain juga dapat melihat hamparan kawah putih dan petilasan makam yang konon katanya adalah leluhur dari sekitaran Gunung sumbing ini



setelah merasa cukup di puncak kami memutuskan segera balik menuju ke camp dan melanjutkan perjalanan ke basecamp dan bersiap untuk pulang, demikian sedikit cerita saya dalam melakukan pendakian gunung sumbing Via bawongso...:)

keep exploring, jangan tinggalkan aturan-aturan dalam mendaki, jadilah pendaki yang cerdas dan bijak, hormati alam hormati tempatmuy bermain, maka Insaya allah alam juga akan menjagamu.
#RckAdventure #exploreyourself
Salam Lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar